Pages

Ads 468x60px

Showing posts with label Arkeologi. Show all posts
Showing posts with label Arkeologi. Show all posts

Saturday, February 23, 2013

Nama Metropolis Bekasi

   
  Assalamu’alaykum dan selamat sehat wal’afiyat semuanya..! Berlama-lama kuliah di Jogja terkadang mengingatkan kenangan akan rumah dan keluarga. Pulang, liburan dan terepas dari semua penat perkuliahan dengan bersantai ria memang menyenangkan, makan dan minum gratis, bebas tugas, jalan-jalan, dan sebagainya.
Gambar : Beberapa Sudut Kota Bekasi saat ini.
Rumahku terletak di Jati Melati, tepatnya di Kota Bekasi. Kota yang penuh dengan gedung-gedung, perumahan, dan tentu saja, Mall. Bayangpun coba, di satu titik kota bekasi ada yang bahkan terdapat tiga Mall besar. Ckck. Maklum, Bekasi kini sudah menjadi Metropolis yang besar untuk tidak dibandingkan dengan metropolis yang berada di Barat sana. Namun, beberapa abad silam, bekasi hanyalah berupa tanah permukaan bumi yang dikuasai oleh sebuah Kerajaan Hindu, bertanggung jawab atas berkembangnya dan juga munculnya Nama Kota “Bekasi”
Sebuah Kerajaan Hindu membentang luas nan kokoh di Tanah Pasundan Pulau Jawa 16 abad silam. Usianya yang sangat tua itu hamper setara dengan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia, Kutai, yang terletak di Kalimantan. Rajanya (Kerajaan Hindu Tanah Pasundan) bernama Purnawarman, mirip dengan nama raja-raja Kutai mulawarman dan aswawarman. Dan penggalan nama “warman” menjelaskan bahwa Purnawarman secara nama telah mendapat pengaruh dari India, memimpin sebuah Kerajaan Hindu di Pasundan yang bernama Kerajaan Tarumanegara.
     Salah satu peninggalan Kerajaan Hindu Tarumanegara adalah ditemukannya beberapa prasasti seperti prasasti yang ditemukan di sungai Ciaruteun yang tertulis nama dewa Wisnu yang membuktikan bahwa Tarumanegara merupakan Kerajaan Hindu. Dan sebuah prasasti tugu yang ditemukan di Tanjung Priuk menjelaskan sebuah nama tempat yang kelak namanya akan berubah menjadi Bekasi.
     Isi prasasti tugu “Dahulu sungai yang bernama Chandra Bhaga telah digali oleh maharaja yang mulia (Purnawarman) buat mengalirkannya ke laut setelah sungai ini sampai di istana yang termashur”
Poerbatjaraka, seorang ahli bidang filologi menjelaskan, nama sungai tadi, Chandra Bhaga, sungai yang membentang panjang dari Jakarta melewati daerah Bekasi saat ini. Chandara berarti Bulan dan Bhaga yang berarti Bagian. Dalam bahasa Kunanya, Chandra bersinonim dengan Sasin sama-sama berarti bulan. Dan dalam perkembangan bahasa Jawa saat ini, Sasin berubah menjadi Sasi, sehingga bila kembali diterjemahkan kembali ke dalam nama Chandra Bhaga akan menjadi Sasi Bhaga atau Bhaga Sasi. Digabungkan menjadi Bhagasi, dan sekarang namanya berubah menjadi Bekasi. Terbukti, hingga saat ini ternyata Bekasi hingga Karawang merupakan tempat penelitian dan ekskavasi (penggalian) departemen arkeologi Universitas Indonesia untuk menjelaskan tentang Kerajaan Hindu Tarumanegara.
-Hasil Belajar Sejarah Indonesia Kuno, Arkeologi UGM, [Mar]-

Wednesday, February 20, 2013

Angklung. Nature, Culture, in Harmony



Satu Set Angklung
Selamat pagi semua! Sambil bersih-bersih rumah ngelap kaca, nyapu, ngepel, dan beresin dapur sembari bersiap berangkat kuliah. Ada info menarik nih dari tanah sunda-parahyangan yang pastinya udah pada kenal. YAP! Info ini berasal dari ibukota Jawa Barat yang bernama BANDUNG. Secara arkeologis dan kebudayaan, Bandung memiliki segudang kekayaan budaya bendawi yang menarik. Dan salah satunya adalah sebuah alat musik yang terbuat dari bambu yang disebut dengan “Angklung”. Bukti dari keharmonisan antara budaya manusia dengan alam lingkungannya.

Angklung. Secara bahasa Berarti Nada dan Putus. Maksudnya adalah angklung sebagai alat musik yang memnghasilkan nada yang putus-putus karena alatnya yang terbuat dari bamboo. Cara memainkannya adalah dengan membunyikannya dengan cara menggetarkan atau menggoyangkan angklung (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu). Sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil dengan tiga jenis cara. Sekali getar, bergetar sebentar, dan bergetar lama. Nada yang ditimbulkan dari music angklung terdengar sangat merdu dan bisa bertangga nada baik do re mi fa so la si do ataupun daminatilada.
Angklung Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah. Dan kabarnya, dahulu pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
Dan di Bandung, tempat dimana angklung pertama kali dibuat dan dimainkan adalah di tempat yang sekarang bernama “Saung Angklung Udjo”. Bukan sekedar saung tempat bersantai menikmati taman apalagi tempat jajanan untuk membeli soto sunda apalagi seblak basah, saung ini adalah tempat wisata budaya paling popular yang setiap hari dibuka dan bahkan mampu menarik pengunjung internasional dari berbagai belahan dunia. Tak sulit untuk menemukan turis asal inggris dan belanda dan terkadang ada juga asal italia dan jerman yang datang ke sana untuk menyaksikan pertunjukan angklung dan budaya sunda lainnya di Saung Angklung Udjo.
Sinopsis dan Souvenir Saung Angklung Udjo
Pertunjukan di saung angklung udjo dimulai pada pukul 15.30 s/d 17.00 setiap harinya. Tak hanya mendapat hiburan berkelas, pengunjung juga akan diberikan minuman khas sunda serta souvenir mini berupa kalung angklung pada saat membeli tiket. Setelah itu, pengunjung akan disajikan hiburan-hiburan budaya sunda dengan penyampaian yang sangat menarik. Ada pertunjukan wayang golek, heleran, angklung mini, arumba, hingga pengunjung akan diajari untuk berkenalan dan bermain angklung bersama-sama pengunjung lainnya. Bahkan bersama orang-orang lain yang tidak dikenal pun, yang sama-sama baru tahu apa itu dan bagaimana cara bermain angklung pun, dalam waktu singkat kita akan bisa menyanyikan banyak lagu bersama-sama dipandu oleh teteh-teteh pembawa acaranya. Menarik bukaan??

Saung Angklung Udjo Bandung didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (Alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati, Saung Angklung Udjo merupakan sanggat seni sebagai tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai objek wisata budaya khas daerah Jawa Barat dengan mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga desa.
Almarhum Udjo Ngalagena beliau adalah arsitek dan penggagas yang memiliki ide tersebut. kecintaannya akan seni musik sudah tertanam sejak kanak- kanak. Perkenalannya dengan musik angklung ia pelajari di bawah bimbingan secara langsung Almarhum Daeng Soetigna.
Saung Angklung Udjo berusaha mewujudkan cita- cita dan harapan Abah Udjo (Alm) yang atas kiprahnya dijuluki sebagai Legenda Angklung, yaitu Angklung sebagai seni dan identitas budaya yang membanggakan:
“Saya mendapatkan pesan dari Bapak Angklung Dunia, Daeng Soetigna (Alm), untuk meneruskan misinya memperkenalkan ANGKLUNG ke semua orang di seluruh dunia agar dikenal dimana- mana dengan sebuah gagasan bahwa melalui penampilan kesenian musik ANGKLUNG, akan dapat membantu mendorong terciptanya kedamaian dunia, yang kita cintai dan kita tinggali ini”.
Seni tradisional Sunda ia pelajari sejak masa sekolah disamping berguru kepada para tokoh musik Sunda yang ada pada masa itu, beliau berguru kepada Mang Koko untuk permainan kecapi, dan kepada Rd. Machyar Angga Kusumahdinata untuk mendalami ilmu alat musik gamelan.
Dari pendalamannya akan pengetahuan musik angklung, filosofi alat musik angklung Pak Daeng yang biasanya dikenal dengan sebutan 5M yaitu: Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Massal , ditambahkan Almarhum Udjo Ngalagena dengan Meriah.

Disadari atau tidak, hal inilah yang mendasari Almarhum Udjo Ngalagena untuk meramu sebuah konsep ideal mengenai “Kaulinan Urang Lembur” menjadi sebuah pertunjukkan yang atraktif tanpa meninggalkan unsur penting edukatif itu sendiri.
Sehingga tidak mengherankan apabila turis asing yang datang ke Bandung, dan mengetahui informasi mengenai Saung Anglung Udjo, merasa belum lengkap apabila belum singgah ke Saung Angklung Udjo dan menikmati nuansa “Kampoeng Soenda” yang dipenuhi dengan keharmonisan antara seni dan budaya tradisional Sunda dengan lingkungan sosialnya.

INFORMASI UMUM
Nama Perusahaan : Saung Angklung Udjo
Alamat : Jln. Padasuka 118, Bandung 40192 Jawa Barat
Telepon : +62 22 727 1714, +62 22 710 1736
Email : info@angklung-udjo.co.id
Website : www. angklung-udjo.ac.id
Pertunjukan Sore di Saung Angklung Udjo, "ARUMBA" (Alunan Rumpun Bambu).
 Nah, sebenernya masih banyak lagi cerita yang bisa ditulis dari Saung Angklung Udjo. Tapi biar lebih jos, lebih baik njenengan sendiri deh yang langsung main kesana. Gimana? Dijamin nggak bakal nyesel deeh! Karena angklung merupakan kekayaan budaya ranah Indonesia yang bernilai tinggi. Lihat aja dari semboyan Saung Angklung Udjo. Nature, Culture, in Harmony. Bahwa sebagai manusia, hendaknya berharmonisasi dengan alam dalam membentuk kebudayaan. Jangan malah ngerusak doong! Udah baik-baik alam ngasih segala sesuatu buat manusia, eeh dia ngerusakin.. aah pada begimane sih ini? Hahaha. Coz Allah juga sudah ngingetin kita berkali-kali berayat-ayat di AlQuran selalu ngingetin manusia untuk tidak merusak bumi Allah ini. Oke semua? Terima Kasih..

Tuesday, February 19, 2013

Arkeologi & Kebudayaan.


Assalamu’alaykum semuanya..! Sembari melanjutkan pembersihan sarang laba-laba dan debu yang sudah mulai tererosi, yuk kita mengetahui lebih lanjut tentang sesuatu yang bisa menguak rahasia kehidupan masa lalu: arkeologi dan juga naungan sejatinya sehidup sematinya, yakni Kebudayaan.

Gambar: Masjid Demak. objek ilmu arkeologi Islam
    
 Arkeologi berasal dari bahasa latin “arkhaio logia” yang berarti ilmu sejarah kuno. Lengkapnya, arkhaio logia berarti ilmu yang member deskripsi terhadap benda-benda purbakala atau kajian tentang tinggalan dan monument masa lalu. Sekali lagi, ingat! Masa lalu bukanlah masa prasejarah saja melainkan juga termasuk masa protosejarah, sejarah, bahkan satu detik yang lalu adalah masa lalu. Kesimpulannya, arkeologi adalah ilmu pengetahuan yang menghubungkan budaya bendawi dengan perilaku dan ide/gagasan manusia.
     Tujuannya? Ilmu arkeologi digunakan untuk mengetahui sejarah budaya, merekonstruksi cara hidup masa lalu, dan juga untuk mengetahui berbagai sebab bisa terjadinya perubahan budaya. Nggak Cuma dengan sekali lirik main tebak seperti kuis tebak gambar yang kini sudah punah, tetapi dengan cara-cara yang ilmiah (iyalah namanya juga ilmu!-_-“) dan hasilnya, arkeologi memberikan interpretasi mengenai hubungan suatu budaya materi dan tindakan manusia.
     Pada abad 15 Sebelum Masehi, raja Thutmose IV menggali spinx dan giza yang sudah didirikan 3000 tahun SM. Selain raja Thutmose IV, raja terakhir Babylonia menggali reruntuhan kota lama pada abad 6 SM dan menemukan prasasti-prasasti para raja terdahulu. Diawali penemuan-penemuan yang menggemparkan tersebut, arkeologi mulai menapaki jejaknya di permukaan bumi ilmu pengetahuan.
     Kemudian pada perkembangannya, arkeologi layaknya kebudayaan manusia. Sedikit demi sedikit berubah menyesuaikan dengan lingkungan yang menuntutnya ini dan itu. Mulai menapaki jejak, arkeologi muncul hanya sebagai refleksi dari rasa keingin tahuan pribadi yang tertarik saja dan secara interpretasi masih suka menggabungkan dengan mitos mitos geje. Contohnya? Gigi Guntur. Apa tuh? Penasran ya? Selamat mencari tahu :) ehehe. Dan kemudian berlanjut, arkeologi berkembang menjadi ilmu yang eksakta. Menekankan kepada dalil empiris serta menggunakan ilmu-ilmu bantu seperti Geologi, Biologi, bahkan hingga Teknik Arsitektur dan lainnya. Walhasil, penentuan umur menggunakan isotop C (Carbon) 14 pun muncul. Dan pada akhirnya hingga saat ini, Arkeologi berkembang menjadi ilmu yang memperhitungkan meski hanya seorang manusia dalam suatu budaya dan menekankan kepada interpretasinya sehingga tak lagi benar-benar menjadi sebuah ilmu eksakta.

Gambar: Museum Bank Indonesia. Bukti Arkeologi masa Kolonial.
     Secara sederhana arkeologi dibagi menjadi beberapa klasifikasi. Dari waktu: arkeologi prasejarah, klasik Indonesia, Islam, dan Kolonial. Sedangkan dari bidang: arkeologi maritim, arsitektur, perkotaan, dan lain sebagainya. Huuft, bagaimana? Sudah jelaskah? Klo belom tinggal kepoin Google+ aku aja yak lo inget InsyaAllah dijawab. Klo nggak inget ya  berarti lupa. Hahaha (iyalah, sabar aja ya).

     Dan terakhir, sesuatu yang menaungi arkeologi, yang selalu setia mendampingi sehidup semati. Nggak kalah dari habibi & ainun gitu deeh.. hahahaiXD So, let’s check this out!
Kebudayaan. Apa hayo budaya? Tarian? Alat music? Tradisonal? Batik? Becak? Ondel-ondel? Jyaah sebut aje semua sampai keyboardnye jebol. Pffft-_-“. Oke, jelasnya secara singkat, Budaya adalah segala ide/gagasan/pemikiran, karya/tingkah laku/pola kehidupan, dan Hasil karya dari perilaku manusia yang dikembangkan melalui proses belajar dan adaptasi terhadap lingkungannya. Dan secara filsafat ilmu budaya. Manusia berdiri sebgai pusat sebuah budaya. Ia terhubung ke atas kepada Tuhannya (Allah SWT) secara spiritual yang disebut budaya Ilahiyah. Berhubungan ke samping berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya, dan juga berhubungan ke bawah, Hamparan luas yang menopang kehidupan manusia tersebut. Bersama flora, fauna, dan benda tak hidup lainnya, manusia berinteraksi dengan alam membentuk Budaya Alamiyah. 

So, semuanya, mungkin sekian yang bisa aku jelasin tentang dua sejoli penguak rahasia masa lalu, yaitu si Arkeologi dan Kebudayaan. Meski namanya nggak setenar Pak Habibi dan Ibu Ainun, Insya Allah pengaruhnya ke Indonesia sama besarnya lho..! Nah, kayaknya sarang laba-laba sama debu-debunya juga udah pada hilang nih,, maka dicukupin dulu sampai disini.  Terima Kasih….!
 

Sample text

Sample Text

"Hidup ini singkat friendz, karena itu jangan terlalu menyia-nyiakan hidup ini. kenanglah masa lalu, hadapi hari ini, dan rancanglah masa depanmu" -Umar Haniv Alvaruqy-