Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Monday, January 27, 2014

Menjadi Bayangan

Lama tak mengusik blog yang tertidur ini. bangun! ane mau menggores tinta hitam lagi! Meskipun, ane sangat berharap dan percaya nggak bakal banyak orang yang bakal melhat goresan ini. Lalu kenapa? ane udah tahu itu. kadang membaca perilaku orang lain nampak begitu mudah. meski kadang juga terlampau susah. atas referensi dari komentar temen ane yang mengatakan bahwa ane senang sendiri, ngejayus sendiri, ketawa sendiri, nanya sendiri, dan jawab sendiri. biar saja. sendiri itu bagiku sering terlihat menyenangkan. sendiri? bukankah Allah menciptakan seluruhnya berpasang-pasangan? ayolah, dari lahir ane udah memiliki pasangan. dia bisu, buta, tuli, namun selalu mengikuti kemanapun dimanapun ane berada. ketidak mampuannya untuk melihat, mendengar, dan berbicara bukan berarti pasangan ane ini tak bisa apa-apa. ane curiga pasangan ini bisa-bisa menjadi saksi paling mengerikan disamping kulit, mata, tangan, kaki, telinga, seluruh yang menempel di diri sendiri. pasangan mengerikan ini bernama Bayangan. 

Sepertinya terlalu banyak orang bodoh yang meremehkan bayangan, seolah-olah ia hanya fenomena sains yang wajar dan tak patut diperhitungkan dalam kehidupan. Padahal bayangan bisa menunjukkan waktu pada diri manusia. bayangan juga kerap meneduhkan manusia dari panasnya sinar matahari. Namun hanya sebatas itu? terserah kalian bagaimana cara kalian dan ane tentunya melihat sesosok bayangan.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, sosok bayangan bisa diumpamakan untuk banyak hal. pernah mendengar kisah Ia yang memilih untuk bertepuk tangan di pinggir jalan? kisah ini pernah menjadi tren di facebook meski tak bertahan lama. Menjadi orang yang bertepuk tangan atas sesosok orang lain yang sukses terkenal atas jasanya. Ya, menjadi orang baik yang mendukung baik seseorang lain untuk maju. itulah bayangan. apa salahnya? kita punya figur bayangan yang luar biasa. Muhammad Hatta yang menjadi bayangan Soekarno, atau mau yang lebih laas lagi? Umar ibn Khatthab adalah sosok bayangan kekhalifahan masa Abu Bakar As-Shiddiq. Tak ada yang salah dengan memilih untuk menjadi bayangan. membesarkan orang dengan segenap kekuatan meski selalu dihiraukan. 

"Sudah sejak dulu, ingin rasanya menghilang. lenyap di tengah kesunyian, dan saling melempar ketidak pedulian pada keramaian. Izinkan diri ini menjadi bayangan. yang terus mendukung sang aktor utama di setiap peran dan geraknya. Jangan meremehkan bayangan. Sebab bayangan sang Amirul Mukminin Khalifah Umar ibn Khatthab saja sudah terlampau cukup mengusir seluruh syaitan. Ingin rasanya menjadi bayangan, bagi siapapun yang saya inginkan, atas siapapun yang Allah izinkan."

-Haah, entahlah, Wallahua'lam-

Friday, January 10, 2014

Sebuah Kutipan untuk Memulai

Kalau memang yang bisa engkau pahami hanyalah kemauan, kepentingan dan napsumu sendiri, dan bukan kerendahan hati untuk merundingkan titik temu kebersamaan — maka siapkan kekebalan dari benturan-benturan dan luka, untuk kemudian orang lain menggali tanah untuk menguburmu.
Kalau memang engkau bermaksud menyulap sejarah dan mengubah zaman dalam sekedipan mata, dan bukan bersabar menggembalakan irama dan proses — maka nantikan darah akan muncrat membasahi tanah airmu, kemudian engkau sendiri akan terjerembab, terjatuh di terjalan-terjalan ketidakberdayaan.
Kalau memang sesembahanmu adalah kenikmatan di dalam membenci, adalah mabuk di dalam teriakan caci maki, atau keasyikan dalam kecurangan-kecurangan — maka ambil pedangmu, angkat tinggi-tinggi, dan mulailah menabung kerelaan untuk engkau sendiri, mati.
Kalau engkau menyangka bahwa benarnya pendapatmu sendiri itulah kebenaran, maka apa boleh buat, aku mendaftarkan diri untuk melawanmu. Dan kalau engkau mengira, bahwa benarnya orang banyak adalah segala-galanya, di mana langit mimpi-mimpi bisa engkau raih dengan itu — maka jangan sekali-kali menghalangiku untuk mengedari langit, dan kupetik kebenaran yang sejati untuk aku taburkan ke bumi tanpa bisa kau halangi.
Kalau memang bagimu kehidupan adalah perjuangan untuk berkuasa dan mengalahkan saudara-saudaramu sendiri; kalau engkau mengira kehidupan adalah mengincar dari belakang untuk menikam dari belakang; atau untuk mengganti monopoli dengan monopoli baru, menggusur hegemoni dengan hegemoni baru serta mengusir macan untuk engkau macani sendiri — maka, apakah itu usulanmu, agar kita mempercepat keputusan untuk saling memusnahkan?

-Emha Ainun Nadjib-

Kutipan ini diambil dari buku Musyawarah Besar Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung UGM, dikutip oleh PU (Pemimpin/Pembantu Umum)

Saturday, February 23, 2013

Musim Semi di Hati

Gambar : Musim Semi
  dalam sebuah penggalan doa indah, doa kegalauan dan kesedihan yang dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam, terdapat kata yang berarti musim semi, spring..
          Allaahumma innii ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatik, naashiyatii biyadik, maadlin fiyya hukmuk, ‘adlun fiyya qadlaa’uk, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahuu fii kitaabika, au ‘allamtahu ahadan min khalqika, awis ta’tsarta bihii fii ‘ilmil ghaibi ‘indaka, an taj’alal Qur’aana rabii’a qalbii wanuura shadrii wajalaa’a huzni wa dzahaaba hammii
         “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku.”
          dari Abdullah bin Mas’ud radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) . . . melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan. (HR. Ahmad)

PENERIMAAN SISWA BARU MAN INSAN CENDEKIA SERPONG, MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO, MAN CENDIKIA JAMBI 2013/2014


MAN Insan Cendekia Serpong. Kampus Prestasi, Mandiri, dan Islami.
Setelah menunggu lama, akhirnya bisa dapat juga info untuk tahun ini. Monggo adik-adik dilihat nggih..

*INFO YANG BARU: Untuk tahun ini, tidak hanya MAN Insan Cendekia Serpong atau MAN Insan Cendekia Gorontalo saja yang mengikuti sistem penerimaan siswa baru ini, tapi kita kehadiran satu sekolah lagi yaitu MAN CENDIKIA JAMBI (yeey)
*Pendaftaran tahun ini dilakukan online dengan klik http://penerimaan.ic.sch.id
*Pendaftaran baru dimulai tanggal 18 Maret, jadi untuk buat akun juga baru bisa dimulai tanggal 18 Maret. So, BE PATIENT ya guys..  
FYI, sudah dari dua tahun lalu, *seingat saya  PSB MAN IC pakai sistem online, dan tidak lewat pos. Jadi kalian harus bikin akun dulu dan seterusnya. Baca hati-hati yaa petunjuknyaa. Semangaaat 

Pendahuluan
 Penerimaan Peserta Didik Baru dilakukan secara transparan, terukur, dan dapat dipertanggung jawabkan. Syarat mengikuti pendaftaran peserta didik baru sebagai berikut:
  • Pendaftar adalah peserta didik aktif kelas IX MTs/SMP pada TP 2012/2013.
  • Usia pendaftar maksimal 17 tahun per 1 Juli 2013.
  • Pada kelas IX semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 merupakan peserta didik terbaik pada madrasah/sekolah berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi kepala madrasah/sekolah asal (surat rekomendasi dibuat secara kolektif oleh kepala madrasah/sekolah asal peserta didik) dengan ketentuan: Madrasah/sekolah yang mempunyai rombongan belajar kelas IX sebanyak:
      a. 1-5 kelas, berhak mengirim maksimal 5 orang peserta
      b. > 5 kelas, berhak mengirim maksimal 7 orang peserta
  • Khusus pendaftar yg memiliki prestasi di bidang sains pada kompetisi tingkat nasional dan internasional, seperti ikut serta OSN, LKIR, lomba-lomba penelitian yang diselenggarakan Kemenag, Kemendikbud, LIPI, BPPT, Kemenristek, dapat diberikan rekomendasi dari Kepala Madrasah/Sekolah asal peserta didik secara individu di luar batasan poin 3 di atas.
Keterangan: rombongan belajar adalah jumlah total kelas IX pada madrasah/sekolah tahun pelajaran 2012/2013 termasuk di dalamnya kelas regular, kelas unggulan, kelas internasional, kelas bilingual, dan kelas akselerasi

Nama Metropolis Bekasi

   
  Assalamu’alaykum dan selamat sehat wal’afiyat semuanya..! Berlama-lama kuliah di Jogja terkadang mengingatkan kenangan akan rumah dan keluarga. Pulang, liburan dan terepas dari semua penat perkuliahan dengan bersantai ria memang menyenangkan, makan dan minum gratis, bebas tugas, jalan-jalan, dan sebagainya.
Gambar : Beberapa Sudut Kota Bekasi saat ini.
Rumahku terletak di Jati Melati, tepatnya di Kota Bekasi. Kota yang penuh dengan gedung-gedung, perumahan, dan tentu saja, Mall. Bayangpun coba, di satu titik kota bekasi ada yang bahkan terdapat tiga Mall besar. Ckck. Maklum, Bekasi kini sudah menjadi Metropolis yang besar untuk tidak dibandingkan dengan metropolis yang berada di Barat sana. Namun, beberapa abad silam, bekasi hanyalah berupa tanah permukaan bumi yang dikuasai oleh sebuah Kerajaan Hindu, bertanggung jawab atas berkembangnya dan juga munculnya Nama Kota “Bekasi”
Sebuah Kerajaan Hindu membentang luas nan kokoh di Tanah Pasundan Pulau Jawa 16 abad silam. Usianya yang sangat tua itu hamper setara dengan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia, Kutai, yang terletak di Kalimantan. Rajanya (Kerajaan Hindu Tanah Pasundan) bernama Purnawarman, mirip dengan nama raja-raja Kutai mulawarman dan aswawarman. Dan penggalan nama “warman” menjelaskan bahwa Purnawarman secara nama telah mendapat pengaruh dari India, memimpin sebuah Kerajaan Hindu di Pasundan yang bernama Kerajaan Tarumanegara.
     Salah satu peninggalan Kerajaan Hindu Tarumanegara adalah ditemukannya beberapa prasasti seperti prasasti yang ditemukan di sungai Ciaruteun yang tertulis nama dewa Wisnu yang membuktikan bahwa Tarumanegara merupakan Kerajaan Hindu. Dan sebuah prasasti tugu yang ditemukan di Tanjung Priuk menjelaskan sebuah nama tempat yang kelak namanya akan berubah menjadi Bekasi.
     Isi prasasti tugu “Dahulu sungai yang bernama Chandra Bhaga telah digali oleh maharaja yang mulia (Purnawarman) buat mengalirkannya ke laut setelah sungai ini sampai di istana yang termashur”
Poerbatjaraka, seorang ahli bidang filologi menjelaskan, nama sungai tadi, Chandra Bhaga, sungai yang membentang panjang dari Jakarta melewati daerah Bekasi saat ini. Chandara berarti Bulan dan Bhaga yang berarti Bagian. Dalam bahasa Kunanya, Chandra bersinonim dengan Sasin sama-sama berarti bulan. Dan dalam perkembangan bahasa Jawa saat ini, Sasin berubah menjadi Sasi, sehingga bila kembali diterjemahkan kembali ke dalam nama Chandra Bhaga akan menjadi Sasi Bhaga atau Bhaga Sasi. Digabungkan menjadi Bhagasi, dan sekarang namanya berubah menjadi Bekasi. Terbukti, hingga saat ini ternyata Bekasi hingga Karawang merupakan tempat penelitian dan ekskavasi (penggalian) departemen arkeologi Universitas Indonesia untuk menjelaskan tentang Kerajaan Hindu Tarumanegara.
-Hasil Belajar Sejarah Indonesia Kuno, Arkeologi UGM, [Mar]-

Friday, February 22, 2013

Rendang, Hidangan Terlezat yang bernilai Budaya


     assalamu'alaykum readers! mendengar kata kuliner, insya Allah pasti langsung pada kelaperan dan membayangkan makanan enak nan lezat yang bikin ngiler siapapun juga. hahaha, nah kayaknya udah pada tahu kan kalau tanah air tercinta kita indonesia ini punya sebuah masakan khas asal minang, biasa ada di warung masakan padang di seluruh pelosok indonesia bahkan hingga malaysia dan luar negeri lainnya, yang biasa disebut dengan "Rendang".
Gambar : Rendang
       Rendang adalah kuliner khas Minang yang terbuat dari 4 bahan utama, yakni daging, Santan, Cabai, dan Bumbu-bumbu lainnya. disebut Rendang berasal dari Bahasa Minang -- asal kata "Merandang" atau memasak dalam waktu yang lama. karena untuk memasak rendang ini, butuh waktu yang sangat lama, sekitar 3 sampai 4 jam! wuiih,, lama banget kan??
dan sebagai tambahan, tentu readers udah pada pernah dengar, bahwa Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
Dalam Kebudayaannya, Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,[5] yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (Santan/kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
  3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
     Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.

     Dalam kesusastraan Melayu Klasik, Rendang pernah disebut dalam Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16). Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh melampaui  wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.

Gambar : Rendang yang dihidangkan bersama Nasi. emang deh Indonesia, gg makan klo gg pake Nasi!

Nah gimana infonya readers? haah, ngomongin rendang kayaknya jadi laper beneran nih, udah dulu deh mending sekarang kita nyari rendang buat makan siang di sela-sela kuliah nanti. inget, Rendang merupakan salah satu budaya kuliner asli indonesia, lebih tepatnya asli ranah Minangkabau. jadi mari kita lestarikan bersama ya. biar tetap jadi hidangan terlezat nomor Satu di Dunia! hahaha, Sekain, Termakasih, Wassalaam~! :)

Wednesday, February 20, 2013

Angklung. Nature, Culture, in Harmony



Satu Set Angklung
Selamat pagi semua! Sambil bersih-bersih rumah ngelap kaca, nyapu, ngepel, dan beresin dapur sembari bersiap berangkat kuliah. Ada info menarik nih dari tanah sunda-parahyangan yang pastinya udah pada kenal. YAP! Info ini berasal dari ibukota Jawa Barat yang bernama BANDUNG. Secara arkeologis dan kebudayaan, Bandung memiliki segudang kekayaan budaya bendawi yang menarik. Dan salah satunya adalah sebuah alat musik yang terbuat dari bambu yang disebut dengan “Angklung”. Bukti dari keharmonisan antara budaya manusia dengan alam lingkungannya.

Angklung. Secara bahasa Berarti Nada dan Putus. Maksudnya adalah angklung sebagai alat musik yang memnghasilkan nada yang putus-putus karena alatnya yang terbuat dari bamboo. Cara memainkannya adalah dengan membunyikannya dengan cara menggetarkan atau menggoyangkan angklung (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu). Sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil dengan tiga jenis cara. Sekali getar, bergetar sebentar, dan bergetar lama. Nada yang ditimbulkan dari music angklung terdengar sangat merdu dan bisa bertangga nada baik do re mi fa so la si do ataupun daminatilada.
Angklung Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah. Dan kabarnya, dahulu pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
Dan di Bandung, tempat dimana angklung pertama kali dibuat dan dimainkan adalah di tempat yang sekarang bernama “Saung Angklung Udjo”. Bukan sekedar saung tempat bersantai menikmati taman apalagi tempat jajanan untuk membeli soto sunda apalagi seblak basah, saung ini adalah tempat wisata budaya paling popular yang setiap hari dibuka dan bahkan mampu menarik pengunjung internasional dari berbagai belahan dunia. Tak sulit untuk menemukan turis asal inggris dan belanda dan terkadang ada juga asal italia dan jerman yang datang ke sana untuk menyaksikan pertunjukan angklung dan budaya sunda lainnya di Saung Angklung Udjo.
Sinopsis dan Souvenir Saung Angklung Udjo
Pertunjukan di saung angklung udjo dimulai pada pukul 15.30 s/d 17.00 setiap harinya. Tak hanya mendapat hiburan berkelas, pengunjung juga akan diberikan minuman khas sunda serta souvenir mini berupa kalung angklung pada saat membeli tiket. Setelah itu, pengunjung akan disajikan hiburan-hiburan budaya sunda dengan penyampaian yang sangat menarik. Ada pertunjukan wayang golek, heleran, angklung mini, arumba, hingga pengunjung akan diajari untuk berkenalan dan bermain angklung bersama-sama pengunjung lainnya. Bahkan bersama orang-orang lain yang tidak dikenal pun, yang sama-sama baru tahu apa itu dan bagaimana cara bermain angklung pun, dalam waktu singkat kita akan bisa menyanyikan banyak lagu bersama-sama dipandu oleh teteh-teteh pembawa acaranya. Menarik bukaan??

Saung Angklung Udjo Bandung didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (Alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati, Saung Angklung Udjo merupakan sanggat seni sebagai tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai objek wisata budaya khas daerah Jawa Barat dengan mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga desa.
Almarhum Udjo Ngalagena beliau adalah arsitek dan penggagas yang memiliki ide tersebut. kecintaannya akan seni musik sudah tertanam sejak kanak- kanak. Perkenalannya dengan musik angklung ia pelajari di bawah bimbingan secara langsung Almarhum Daeng Soetigna.
Saung Angklung Udjo berusaha mewujudkan cita- cita dan harapan Abah Udjo (Alm) yang atas kiprahnya dijuluki sebagai Legenda Angklung, yaitu Angklung sebagai seni dan identitas budaya yang membanggakan:
“Saya mendapatkan pesan dari Bapak Angklung Dunia, Daeng Soetigna (Alm), untuk meneruskan misinya memperkenalkan ANGKLUNG ke semua orang di seluruh dunia agar dikenal dimana- mana dengan sebuah gagasan bahwa melalui penampilan kesenian musik ANGKLUNG, akan dapat membantu mendorong terciptanya kedamaian dunia, yang kita cintai dan kita tinggali ini”.
Seni tradisional Sunda ia pelajari sejak masa sekolah disamping berguru kepada para tokoh musik Sunda yang ada pada masa itu, beliau berguru kepada Mang Koko untuk permainan kecapi, dan kepada Rd. Machyar Angga Kusumahdinata untuk mendalami ilmu alat musik gamelan.
Dari pendalamannya akan pengetahuan musik angklung, filosofi alat musik angklung Pak Daeng yang biasanya dikenal dengan sebutan 5M yaitu: Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Massal , ditambahkan Almarhum Udjo Ngalagena dengan Meriah.

Disadari atau tidak, hal inilah yang mendasari Almarhum Udjo Ngalagena untuk meramu sebuah konsep ideal mengenai “Kaulinan Urang Lembur” menjadi sebuah pertunjukkan yang atraktif tanpa meninggalkan unsur penting edukatif itu sendiri.
Sehingga tidak mengherankan apabila turis asing yang datang ke Bandung, dan mengetahui informasi mengenai Saung Anglung Udjo, merasa belum lengkap apabila belum singgah ke Saung Angklung Udjo dan menikmati nuansa “Kampoeng Soenda” yang dipenuhi dengan keharmonisan antara seni dan budaya tradisional Sunda dengan lingkungan sosialnya.

INFORMASI UMUM
Nama Perusahaan : Saung Angklung Udjo
Alamat : Jln. Padasuka 118, Bandung 40192 Jawa Barat
Telepon : +62 22 727 1714, +62 22 710 1736
Email : info@angklung-udjo.co.id
Website : www. angklung-udjo.ac.id
Pertunjukan Sore di Saung Angklung Udjo, "ARUMBA" (Alunan Rumpun Bambu).
 Nah, sebenernya masih banyak lagi cerita yang bisa ditulis dari Saung Angklung Udjo. Tapi biar lebih jos, lebih baik njenengan sendiri deh yang langsung main kesana. Gimana? Dijamin nggak bakal nyesel deeh! Karena angklung merupakan kekayaan budaya ranah Indonesia yang bernilai tinggi. Lihat aja dari semboyan Saung Angklung Udjo. Nature, Culture, in Harmony. Bahwa sebagai manusia, hendaknya berharmonisasi dengan alam dalam membentuk kebudayaan. Jangan malah ngerusak doong! Udah baik-baik alam ngasih segala sesuatu buat manusia, eeh dia ngerusakin.. aah pada begimane sih ini? Hahaha. Coz Allah juga sudah ngingetin kita berkali-kali berayat-ayat di AlQuran selalu ngingetin manusia untuk tidak merusak bumi Allah ini. Oke semua? Terima Kasih..
 

Sample text

Sample Text

"Hidup ini singkat friendz, karena itu jangan terlalu menyia-nyiakan hidup ini. kenanglah masa lalu, hadapi hari ini, dan rancanglah masa depanmu" -Umar Haniv Alvaruqy-