Satu Set Angklung |
Selamat pagi semua! Sambil
bersih-bersih rumah ngelap kaca, nyapu, ngepel, dan beresin dapur sembari
bersiap berangkat kuliah. Ada info menarik nih dari tanah sunda-parahyangan
yang pastinya udah pada kenal. YAP! Info ini berasal dari ibukota Jawa Barat
yang bernama BANDUNG. Secara arkeologis dan kebudayaan, Bandung memiliki
segudang kekayaan budaya bendawi yang menarik. Dan salah satunya adalah sebuah
alat musik yang terbuat dari bambu yang disebut dengan “Angklung”. Bukti dari
keharmonisan antara budaya manusia dengan alam lingkungannya.
Angklung. Secara bahasa Berarti Nada dan Putus. Maksudnya adalah
angklung sebagai alat musik yang memnghasilkan nada yang putus-putus karena alatnya
yang terbuat dari bamboo. Cara memainkannya adalah dengan membunyikannya dengan
cara menggetarkan atau menggoyangkan angklung (bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu). Sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran kecil dengan tiga jenis cara. Sekali getar, bergetar sebentar, dan
bergetar lama. Nada yang ditimbulkan dari music angklung terdengar sangat merdu
dan bisa bertangga nada baik do re mi fa so la si do ataupun daminatilada.
Angklung
Indonesia ini telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari
warisan budaya. Tak benda atau intangible cultural heritage. Penyerahan resmi
sertifikat dilaksanakan di Jakarta, pada 19 Januari 2011. Sertifikat ini
diserahkan oleh mantan Duta Besar RI untuk UNESCO Tresna Dermawan Kunaefi
kepada menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh. Taufik menyatakan angklung
digemari diluar negeri. Negara-negara seperti Korea, Jepang dan Malaysia. Telah
mengenalkan angklung pada anak-anak usia sekolah. Dan kabarnya, dahulu
pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada
Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
Dan di Bandung, tempat dimana angklung pertama kali dibuat
dan dimainkan adalah di tempat yang sekarang bernama “Saung Angklung Udjo”.
Bukan sekedar saung tempat bersantai menikmati taman apalagi tempat jajanan
untuk membeli soto sunda apalagi seblak basah, saung ini adalah tempat wisata
budaya paling popular yang setiap hari dibuka dan bahkan mampu menarik
pengunjung internasional dari berbagai belahan dunia. Tak sulit untuk menemukan
turis asal inggris dan belanda dan terkadang ada juga asal italia dan jerman
yang datang ke sana untuk menyaksikan pertunjukan angklung dan budaya sunda
lainnya di Saung Angklung Udjo.
Sinopsis dan Souvenir Saung Angklung Udjo |
Pertunjukan di saung angklung udjo dimulai pada pukul 15.30
s/d 17.00 setiap harinya. Tak hanya mendapat hiburan berkelas, pengunjung juga
akan diberikan minuman khas sunda serta souvenir mini berupa kalung angklung
pada saat membeli tiket. Setelah itu, pengunjung akan disajikan hiburan-hiburan
budaya sunda dengan penyampaian yang sangat menarik. Ada pertunjukan wayang
golek, heleran, angklung mini, arumba, hingga pengunjung akan diajari untuk
berkenalan dan bermain angklung bersama-sama pengunjung lainnya. Bahkan bersama
orang-orang lain yang tidak dikenal pun, yang sama-sama baru tahu apa itu dan
bagaimana cara bermain angklung pun, dalam waktu singkat kita akan bisa
menyanyikan banyak lagu bersama-sama dipandu oleh teteh-teteh pembawa acaranya.
Menarik bukaan??
Saung Angklung Udjo Bandung didirikan pada tahun 1966 oleh
Udjo Ngalagena (Alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan istrinya, Uum
Sumiati, Saung Angklung Udjo merupakan sanggat seni sebagai tempat pertunjukan
seni, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai objek wisata budaya khas daerah
Jawa Barat dengan mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga desa.
Almarhum Udjo Ngalagena beliau adalah arsitek dan penggagas
yang memiliki ide tersebut. kecintaannya akan seni musik sudah tertanam sejak
kanak- kanak. Perkenalannya dengan musik angklung ia pelajari di bawah
bimbingan secara langsung Almarhum Daeng Soetigna.
Saung Angklung Udjo berusaha mewujudkan cita- cita dan
harapan Abah Udjo (Alm) yang atas kiprahnya dijuluki sebagai Legenda Angklung,
yaitu Angklung sebagai seni dan identitas budaya yang membanggakan:
“Saya mendapatkan pesan dari Bapak Angklung Dunia, Daeng
Soetigna (Alm), untuk meneruskan misinya memperkenalkan ANGKLUNG ke semua orang
di seluruh dunia agar dikenal dimana- mana dengan sebuah gagasan bahwa melalui
penampilan kesenian musik ANGKLUNG, akan dapat membantu mendorong terciptanya
kedamaian dunia, yang kita cintai dan kita tinggali ini”.
Seni tradisional Sunda ia pelajari sejak masa sekolah
disamping berguru kepada para tokoh musik Sunda yang ada pada masa itu, beliau
berguru kepada Mang Koko untuk permainan kecapi, dan kepada Rd. Machyar Angga
Kusumahdinata untuk mendalami ilmu alat musik gamelan.
Dari pendalamannya akan pengetahuan musik angklung, filosofi
alat musik angklung Pak Daeng yang biasanya dikenal dengan sebutan 5M yaitu:
Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Massal , ditambahkan Almarhum Udjo
Ngalagena dengan Meriah.
Disadari atau tidak, hal inilah yang mendasari Almarhum Udjo
Ngalagena untuk meramu sebuah konsep ideal mengenai “Kaulinan Urang Lembur”
menjadi sebuah pertunjukkan yang atraktif tanpa meninggalkan unsur penting
edukatif itu sendiri.
Sehingga
tidak mengherankan apabila turis asing yang datang ke Bandung, dan mengetahui
informasi mengenai Saung Anglung Udjo, merasa belum lengkap apabila belum
singgah ke Saung Angklung Udjo dan menikmati nuansa “Kampoeng Soenda”
yang dipenuhi dengan keharmonisan antara seni dan budaya tradisional Sunda
dengan lingkungan sosialnya.
INFORMASI UMUM
Nama
Perusahaan : Saung Angklung Udjo
Alamat : Jln.
Padasuka 118, Bandung 40192 Jawa Barat
Telepon : +62 22 727
1714, +62 22 710 1736
Email :
info@angklung-udjo.co.id
Website :
www. angklung-udjo.ac.id Pertunjukan Sore di Saung Angklung Udjo, "ARUMBA" (Alunan Rumpun Bambu). |
Nah,
sebenernya masih banyak lagi cerita yang bisa ditulis dari Saung Angklung Udjo.
Tapi biar lebih jos, lebih baik njenengan sendiri deh yang langsung main
kesana. Gimana? Dijamin nggak bakal nyesel deeh! Karena angklung merupakan
kekayaan budaya ranah Indonesia yang bernilai tinggi. Lihat aja dari semboyan Saung Angklung Udjo. Nature, Culture, in
Harmony. Bahwa sebagai manusia, hendaknya berharmonisasi dengan alam dalam
membentuk kebudayaan. Jangan malah ngerusak doong! Udah baik-baik alam ngasih
segala sesuatu buat manusia, eeh dia ngerusakin.. aah pada begimane sih ini?
Hahaha. Coz Allah juga sudah ngingetin kita berkali-kali berayat-ayat di
AlQuran selalu ngingetin manusia untuk tidak merusak bumi Allah ini. Oke semua?
Terima Kasih..
No comments:
Post a Comment