Pages

Ads 468x60px

Monday, January 27, 2014

Menjadi Bayangan

Lama tak mengusik blog yang tertidur ini. bangun! ane mau menggores tinta hitam lagi! Meskipun, ane sangat berharap dan percaya nggak bakal banyak orang yang bakal melhat goresan ini. Lalu kenapa? ane udah tahu itu. kadang membaca perilaku orang lain nampak begitu mudah. meski kadang juga terlampau susah. atas referensi dari komentar temen ane yang mengatakan bahwa ane senang sendiri, ngejayus sendiri, ketawa sendiri, nanya sendiri, dan jawab sendiri. biar saja. sendiri itu bagiku sering terlihat menyenangkan. sendiri? bukankah Allah menciptakan seluruhnya berpasang-pasangan? ayolah, dari lahir ane udah memiliki pasangan. dia bisu, buta, tuli, namun selalu mengikuti kemanapun dimanapun ane berada. ketidak mampuannya untuk melihat, mendengar, dan berbicara bukan berarti pasangan ane ini tak bisa apa-apa. ane curiga pasangan ini bisa-bisa menjadi saksi paling mengerikan disamping kulit, mata, tangan, kaki, telinga, seluruh yang menempel di diri sendiri. pasangan mengerikan ini bernama Bayangan. 

Sepertinya terlalu banyak orang bodoh yang meremehkan bayangan, seolah-olah ia hanya fenomena sains yang wajar dan tak patut diperhitungkan dalam kehidupan. Padahal bayangan bisa menunjukkan waktu pada diri manusia. bayangan juga kerap meneduhkan manusia dari panasnya sinar matahari. Namun hanya sebatas itu? terserah kalian bagaimana cara kalian dan ane tentunya melihat sesosok bayangan.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, sosok bayangan bisa diumpamakan untuk banyak hal. pernah mendengar kisah Ia yang memilih untuk bertepuk tangan di pinggir jalan? kisah ini pernah menjadi tren di facebook meski tak bertahan lama. Menjadi orang yang bertepuk tangan atas sesosok orang lain yang sukses terkenal atas jasanya. Ya, menjadi orang baik yang mendukung baik seseorang lain untuk maju. itulah bayangan. apa salahnya? kita punya figur bayangan yang luar biasa. Muhammad Hatta yang menjadi bayangan Soekarno, atau mau yang lebih laas lagi? Umar ibn Khatthab adalah sosok bayangan kekhalifahan masa Abu Bakar As-Shiddiq. Tak ada yang salah dengan memilih untuk menjadi bayangan. membesarkan orang dengan segenap kekuatan meski selalu dihiraukan. 

"Sudah sejak dulu, ingin rasanya menghilang. lenyap di tengah kesunyian, dan saling melempar ketidak pedulian pada keramaian. Izinkan diri ini menjadi bayangan. yang terus mendukung sang aktor utama di setiap peran dan geraknya. Jangan meremehkan bayangan. Sebab bayangan sang Amirul Mukminin Khalifah Umar ibn Khatthab saja sudah terlampau cukup mengusir seluruh syaitan. Ingin rasanya menjadi bayangan, bagi siapapun yang saya inginkan, atas siapapun yang Allah izinkan."

-Haah, entahlah, Wallahua'lam-

Friday, January 10, 2014

Sebuah Kutipan untuk Memulai

Kalau memang yang bisa engkau pahami hanyalah kemauan, kepentingan dan napsumu sendiri, dan bukan kerendahan hati untuk merundingkan titik temu kebersamaan — maka siapkan kekebalan dari benturan-benturan dan luka, untuk kemudian orang lain menggali tanah untuk menguburmu.
Kalau memang engkau bermaksud menyulap sejarah dan mengubah zaman dalam sekedipan mata, dan bukan bersabar menggembalakan irama dan proses — maka nantikan darah akan muncrat membasahi tanah airmu, kemudian engkau sendiri akan terjerembab, terjatuh di terjalan-terjalan ketidakberdayaan.
Kalau memang sesembahanmu adalah kenikmatan di dalam membenci, adalah mabuk di dalam teriakan caci maki, atau keasyikan dalam kecurangan-kecurangan — maka ambil pedangmu, angkat tinggi-tinggi, dan mulailah menabung kerelaan untuk engkau sendiri, mati.
Kalau engkau menyangka bahwa benarnya pendapatmu sendiri itulah kebenaran, maka apa boleh buat, aku mendaftarkan diri untuk melawanmu. Dan kalau engkau mengira, bahwa benarnya orang banyak adalah segala-galanya, di mana langit mimpi-mimpi bisa engkau raih dengan itu — maka jangan sekali-kali menghalangiku untuk mengedari langit, dan kupetik kebenaran yang sejati untuk aku taburkan ke bumi tanpa bisa kau halangi.
Kalau memang bagimu kehidupan adalah perjuangan untuk berkuasa dan mengalahkan saudara-saudaramu sendiri; kalau engkau mengira kehidupan adalah mengincar dari belakang untuk menikam dari belakang; atau untuk mengganti monopoli dengan monopoli baru, menggusur hegemoni dengan hegemoni baru serta mengusir macan untuk engkau macani sendiri — maka, apakah itu usulanmu, agar kita mempercepat keputusan untuk saling memusnahkan?

-Emha Ainun Nadjib-

Kutipan ini diambil dari buku Musyawarah Besar Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung UGM, dikutip oleh PU (Pemimpin/Pembantu Umum)
 

Sample text

Sample Text

"Hidup ini singkat friendz, karena itu jangan terlalu menyia-nyiakan hidup ini. kenanglah masa lalu, hadapi hari ini, dan rancanglah masa depanmu" -Umar Haniv Alvaruqy-